Semoga Kita Selalu Memprioritaskan Dakwah Tauhid
Kami sudah lalai karena, sudah sangat jarang sekali membuat pembahasan tentang tauhid-aqidah, nastagfirullah
Padahal tauhid adalah perintah terbesar dalam agama dan lawannya yaitu kesyirikan adalah larangan terbesar dalam agama
Kami malah banyak membahas tentang politik, kejadian-kejadian unik, link-link berita heboh (yang terkadang HOAX), berita-berita kebijakan yang kebanyakan kita hanya bisa koar-koar dan tidak bisa merubahnya atau terlalu banyak membahas tentang nikah dan poligami
Tauhid adalah sumber utama dan paling pertama untuk kebahagiaan dan kejayaan Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 10 tahun berdakwah awal-awal di Mekkah hanya berdakwah tentang tauhid dan aqidah. Saat itu belum ada beban syariat kecuali shalat yang saat itu juga belum seperti sekarang misalnya shalat boleh dalam keadaaan mabuk dan boleh berbicara
Berikut mengenai pembatal keislaman:
Sebagaimana ibadah yang lain,
Puasa memiliki pembatal
Shalat ada pembatalnya
Begitu juga keislaman, keislaman bisa batal dengan pembatalnya, Islam kita bsa batal artinya kita terancam keluar dari Islam jika melakukannya
Tapi ingat juga, belum tentu jika ada yang melakukannya otomatis dicap kafir dan keluar dari Islam secara tertentu.
Karena mencap kafir kepada saudara itu sangat berat (sebagaimana mencap ahli bid’ah) karena dalam pelajaran Tauhid ada kafir mutlak dan ada kafir mu’ayyan. Sehingga jangan bermudah-mudah mencap orang kafir dan ahli bid’ah.
Berikut 10 pembatal keislaman (tidak hanya terbatas 10 dan perlu penjelasan dan belajar agar tidak salah paham)
Pertama: Kesyirikan (beribadah kepada selain Allah).
Kedua: Berpaling dari Islam dengan lebih memilih agama Yahudi, Nashrani, Majusi, Komunis, Sekularis, atau selainnya dari keyakinan yang membawa kekufuran jika dia menyakininya.
Ketiga: Orang yang tidak mengkafirkan orang kafir baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi, orang-orang musyrik, atau orang yang mulhid (Atheis) atau selain itu dari berbagai macam kekufuran. Atau dia meragukan kekafiran mereka atau dia membenarkan mazhab/ajaran mereka, maka dia telah kafir.
Keempat: Orang yang meyakini bahwasanya petunjuk selain petunjuk Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wassallam- lebih sempurna atau meyakini bahwa hukum selain hukum yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu’alaihi wasallam- lebih baik (daripada petunjuk dan hukum beliau).
Kelima: Orang yang membenci apa yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu’alaihi wasallam-, walaupun dia mengamalkannya.
Keenam: Orang yang mengolok-olok (menghina) Allah, Rasul, Al-Qur’an, agama Islam, malaikat, atau para ulama karena ilmu yang mereka miliki.
Ketujuh: Sihir, termasuk ash-shorfu (merubah seseorang dari sesuatu yang dicintainya menjadi yang dibencinya) dan al-athfu (mendorong seseorang dari sesuatu yg dibencinya menjadi dicintainya/pelet dan semacamnya, pent.)
Kedelapan: Memberikan pertolongan kepada orang kafir dan membantu mereka dalam rangka memerangi kaum muslimin.
Kesembilan: Meyakini bahwa ada sebagian manusia yang diberi keleluasaan untuk keluar dari syariat Rasulullah -shollallahu ’alaihi wasallam-,
Kesepuluh: Berpaling dari agama Allah Ta’ala, tidak mempelajarinya, dan tidak beramal dengannya.
Demikianlah, tauhid adalah dakwah pertama dan menjadi prioritas utama
Dari Ibnu ‘Abbas ia berkata,
لَمَّا بَعَثَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – مُعَاذًا نَحْوَ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ « إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ ، فَإِذَا صَلُّوا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِى أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ ، فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ »
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz ke Yaman, ia pun berkata padanya, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah dakwah engkau PERTAMA KALI pada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah memahami hal tersebut, maka kabari mereka bahwa Allah telah mewajibkan pada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah shalat, maka kabari mereka, bahwa Allah juga telah mewajibkan bagi mereka zakat dari harta mereka, yaitu diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan disalurkan untuk orang-orang fakir di tengah-tengah mereka. Jika mereka menyetujui hal itu, maka ambillah dari harta mereka, namun hati-hati dari harta berharga yang mereka miliki.” (HR. Bukhari no. 7372 dan Muslim no. 19).
Demikian semoga bermanfaat
@Laboratorium Klinik RSUP Sardjito, Yogyakarta
www.muslimafiyah.com (asuhan dr. Raehanul Bahraen)
Add Pin BB www.muslimafiyah.com kelima 51E3D42D
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/semoga-kita-selalu-memprioritaskan-dakwah-tauhid.html